Kasus kematian tragis yang menimpa seorang siswa berinisial K diduga terjadi akibat buruknya pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat.
Korban yang mengalami luka serius di kepala setelah terkena lemparan kayu berpaku dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Srengat pada pukul 07.00 WIB. Saat itu, korban dalam kondisi pendarahan hebat.
Namun, bukannya segera mendapatkan perawatan, tim medis IGD justru terlihat sibuk berdiskusi mengenai pasien yang tengah dalam kondisi kritis.
Kekecewaan yang mendalam dirasakan pihak yang mengantar korban ke rumah sakit. Korban tidak mendapatkan perawatan yang memadai selama hampir 7 jam.
Akhirnya, pada pukul 14.00 WIB, korban dirujuk ke RSUD Pare Kediri karena pihak RSUD Srengat tidak mampu menangani hal tersebut, meskipun tidak tertolong nyawanya akibat tidak kemampuan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD] Srengat
"Kami dari Polres Blitar Kota telah mengambil langkah hukum terkait kejadian ini. Kami juga telah memanggil dan memeriksa pihak RSUD Srengat," ujar Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Syamsul, menanggapi insiden tersebut.
Salah satu ustaz yang turut mengantar korban ke rumah sakit menyatakan kekecewaannya terhadap lambannya penanganan dari pihak RSUD Srengat. Menurutnya, jika korban segera mendapatkan pertolongan medis, nyawanya mungkin bisa diselamatkan.
"Seandainya pihak rumah sakit memberikan tindakan dan pelayanan lebih awal, kemungkinan besar nyawa korban bisa diselamatkan," ungkap ustaz tersebut.
Pihak RSUD Kabupaten Kediri yang menerima rujukan korban juga menyayangkan penanganan medis yang terlambat dari RSUD Srengat.
Mereka menilai bahwa korban sudah dalam kondisi yang sangat parah sejak pagi namun belum mendapatkan pertolongan medis yang seharusnya.
"Kondisi korban seperti ini tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi. Mestinya di rumah sakit Srengat korban sudah mendapatkan pertolongan pertama," ujar salah satu tim medis RS Kediri yang disampaikan kembali oleh ustaz tersebut.
Korban diketahui merupakan siswa MTs Plus Al-Mahmud Blitar dan diduga menjadi korban kekerasan oleh gurunya. Insiden ini bermula ketika korban masih bermain di halaman sekolah saat teman-temannya melaksanakan sholat Duha.
Tindakan ini memicu kemarahan sang guru, kemudian melemparkan kayu berpaku . Kayu itu menancap mengenai kepala korban bagian belakang, menyebabkan luka parah yang berujung pada kematiannya.
Menanggapi tuduhan lambannya pelayanan, Direktur RSUD Srengat, dr. Baihaqi, memberikan klarifikasi bahwa tim IGD sudah berupaya melakukan penanganan sesuai prosedur darurat.
"IGD RS Srengat melakukan upaya penanganan kegawatdaruratan. Bila harus rujuk diupayakan untuk stabilisasi transportable pasien. Sehingga dalam rujukan mempertimbangkan transportable atau tidak transportable pasien," jelas dr. Baihaqi.
Kasus tersebut sedang dalam penyelidikan oleh yang berwajib dan langkah-langkah kiranya anak tersebut.(marlin)
0 Komentar